Newly-found long-lost brother
Saya adalah anak sulung, dan semua cerita tentang kakak atau abang itu pasti merujuk pada kakak sepupu atau guru privat saya yang sudah seperti abang sendiri (saking dekatnya dengan orang tua saya). Tapi tahukah Anda, di PSA reguler hari pertama sore-sorenya, tiba-tiba Kak Nuni bilang kalo.. Saya kayak adenya PJ Transportasi karena wajah kita berdua mirip banget.Reaksi pertama saya: bengong. Ya iyalah, mau ngapain lagi coba? Wong menurut saya kita berdua nggak ada mirip-miripnya sama sekali -,-'
Makin hari, kabar bahwa "PJ Transportasi punya ade di Kestari" pun makin tersebar ke mana-mana. Mulai dari PJ HPD yang dengan senang hati jadi selalu manggil saya dengan nama PJ Transportasi, trus ke PJ Disiplin, sampai akhirnya pas evaluasi PSA nonreguler hari kedua, bu Sekum dan Pak PO juga tahu. Dan karena kebetulan yang aneh, divisi Transportasi duduk di belakang divisi Kestari, jadilah para BPH yang duduk di sekitar situ (dengan semangat '45) meminta saya dan 'kakak saya' untuk berfoto bersama untuk membuktikan bahwa kami berdua itu mirip.
Dijepret dengan Samsung Galaxy Mini-nya Kak Nuni yang sama persis sama punya saya
Nah, di manakah letak kemiripan kami? Menurut orang-orang yang percaya kalo kami mirip, mata kami sama. Ah, palingan karena kami sama-sama berkacamata aja.. Padahal gaya berkacamata kami beda lho. Kacamata si kakak selalu turun sedangkan saya tidak. Yang kedua, dan menurut mereka inilah yang fatal action: cara nyengir kami -,-'
Terserah deh kalo mau dibilang sodaraan, saya pasrah aja, lagian si kakak juga baik kok orangnya :D
"Maaf, interupsi..."
Kalo ini, ini soal saya yang bikin sedikit 'kericuhan' kecil pas evaluasi PSA nonreguler hari kedua :D Jadi kronologisnya begini...
--Auditorium gedung IX, evaluasi sudah berjalan beberapa saat tanpa mic, hanya sang Ketua BP yang memegang TOA. Divisi Kesehatan sedang dievaluasi--
Penulis notulen (a.k.a. saya): *mencatat dengan rajin*BP Konsumsi: *tahu-tahu ikutan nambahin evaluasi buat Kesehatan* Staf Kesehatan nampaknya kurang sigap lalalalalalala....Salah seorang staf Kesehatan: .... Tapi kita kan tidak bisa menolong orang lain sendiri ....BP Konsumsi: .... Jangan ragu-ragu minta tolong sama divisi lain ....Salah seorang staf Kesehatan: ..... Jadi nanti teman-teman panitia yang lain juga harus bersedia ....Saya: *menoleh ke belakang, ke arah Kak Nuni, Bu Sekum, dan Pak PO* Ini percakapan udah pernah kejadian di evaluasi PSA beberapa hari yang lalu. Perlu gue catet lagi?Kak Nuni, Bu Sekum, Pak PO: *ketawa*
Kak Nuni: Udah nggak usaah...
Saya: *nulis di kertas notulensi: "BP Konsumsi dan seorang staf Kesehatan mengulang percakapan yang sama yang telah dilakukan pada evaluasi PSA beberapa hari yang lalu"*
--si BP Konsumsi dan staf Kesehatan yang sama terus menerus berdebat tentang hal-hal yang nggak penting. Si BP Konsumsi mulai terlihat nyari-nyari karena tahu-tahu mempermasalahkan pemberian semangat yang dilakukan divisi Kesehatan, katanya itu ribut dan mengganggu--
Staf-staf Kesehatan yang lain: *kesal dan mukanya mulai nggak enak*PJ Kesehatan: *berusaha membela stafnya, suaranya mulai terdengar bergetar*Saya: *sebal karena ribet mau nulis apa -dan sebal sama beberapa BP karena satu dan lain hal-*
--karena agak berlarut-larut, Ketua BP menghentikan evaluasi Kesehatan dan lanjut ke evaluasi Keamanan--
BP Keamanan: *ngomong sesuatu dengan suara pelannya yang 'merdu' -,-*--suasana agak berisik sih--
Saya: *sekonyong-konyong mengangkat tangan* Maaf, interupsi! Nggak kedengeran, saya yang mau nulis notulensi nggak bisa denger!
--ruangan auditorium senyap seketika--
Ketua BP: Yak, teman-teman yang lain diharap tenang. Mungkin yang menulis notulensi bisa maju ke depan kalo nggak kedengeran.Saya: *ngambil HP yang dipakai untuk jadi acuan waktu* *berdiri, pindah duduk di depan divisi Perlengkapan (yang juga berarti di depan BP, dan hampir persis di depan Ketua BP)*BP Keamanan: *pindah ke barisan paling depan, ngomong dengan suara yang lebih keras*
Oke, mungkin Anda semua berpikir terus kenapa? Apa lucunya?
Memang nggak lucu sih. Yah, walaupun ada teman-teman yang menganggap itu lucu karena saya, yang tubuhnya kecil mungil (?) membuat seluruh ruangan mendadak senyap, trus saya pindah duduk ke depan mereka (para BP).
Kalo saya pribadi sih sebenernya mempertanyakan alasan saya menginterupsi jalannya evaluasi itu. Kalo emang nggak kedengeran, kan saya bisa pindah begitu aja ke depan tanpa harus menginterupsi, tanpa harus bikin semua orang notice kalo saya nggak bisa denger.
Trus, kenapa saya menginterupsi?
Jujur, saya juga nggak tahu. Saya nggak tahu kenapa saya tahu-tahu angkat tangan waktu itu.
Mungkin saya ingin membuat ruangan auditorium tenang? (ya, berhasil sih)
Mungkin saya ingin melampiaskan kekesalan saya pada mereka dengan membuat mereka harus mengalah? (yang sepertinya berhasil karena salah satu dari mereka akhirnya harus mempermudah saya)
Mungkin saya ingin menunjukkan eksistensi saya dan membuat orang-orang itu notice kalo saya ada? (terutama the Queen dan si pita cokelat muda)
Mungkin saya ingin the Queen tahu saya itu siapa? (Karena dia sudah kenal -tahu nama, tepatnya- beberapa teman saya dan mereka jadi selalu disapa the Queen -,-)
Sudahlah. Yang penting notulen saya bisa terisi dengan lancar (dan panjang lebar).
Karena satu dan lain hal, Mabim yang sedianya dilaksanakan tanggal 6-7 September diubah jadi 6 dan 10 September. Perubahan jadwal ini membuat saya bisa datang latihan Samulnori ke JIKS tanggal 7 September. Seonsaengnim, senang bertemu lagi setelah sekian lama~ *kesopanan yang palsu*
Sebentar lagi Lebaran. Sebentar lagi masuk bulan September.
Sebentar lagi kehidupan super hectic akan dimulai.
Sementara itu, Munhaksa saya belum selesai ditulis ke buku tulis semuanya :'//
No comments:
Post a Comment