Thursday, March 15, 2012

tentang Korea #1: Oppa

[Hari ini adalah H-2 Korean Culture Day 2012, jadi daripada saya melampiaskan seteres saya dengan gila-gilaan lebih baik dengan bikin postingan ini. Siapa tahu bisa menambah pengetahuan (siapa saja)]

Saya yakin, seyakin-yakinnya, kalau semua penggemar lagu-lagu K-Pop pasti tahu atau paling tidak pernah dengar yang namanya kata 'Oppa'. Oppa itu boleh dibilang sebagai kata Korea kedua terpopuler setelah saranghae.

Literally, 오빠 [yang dibacanya o-ppa, bukan op-pa] berarti 'panggilan kepada kakak laki-laki oleh anak perempuan'. Beda dengan konsep mas-mbak, uda-uni, aa-teteh, dan lain-lain di Indonesia yang hanya membedakan panggilan berdasarkan jenis kelamin sang kakak yang dipanggil, di Korea jenis kelamin sang adik yang memanggil juga berpengaruh kepada sebutannya. Selain merujuk kepada kakak laki-laki,
oppa juga digunakan untuk memanggil laki-laki muda yang lebih tua dari anak perempuan yang memanggil tersebut. Itu sebabnya para anggota boyband Korea dipanggil oppa oleh para fans, karena biasanya para idol tersebut usianya lebih tua dari para fans (tolong digarisbawahi dan ditebalkan kata biasanya, ya).

Kata oppa diletakkan di belakang nama orang yang dipanggil. Jadi, yang benar adalah Changmin oppa, Siwon oppa, dan Jinwoon oppa; bukan oppa Changmin, oppa Siwon, atau oppa Jinwoon. Ini disebabkan oleh pola urutan kata bahasa Korea yang berupa Menerangkan - Diterangkan, beda dengan bahasa Indonesia yang polanya Diterangkan - Menerangkan.

Meskipun oppa bisa digunakan untuk memanggil laki-laki siapa pun yang lebih tua dari kita (jika kita perempuan), tapi sesungguhnya ada nilai rasa akrab yang terkandung dalam sebutan oppa. Jika kita memanggil misalnya kakak kelas kita yang laki-laki dengan panggilan oppa, kesan yang ditangkap oleh orang yang mendengar adalah hubungan kita dan kakak kelas kita itu memang sudah akrab, tidak hanya sebatas kenal nama saja. Kesan lain yang mungkin ditangkap adalah kita menganggap kakak kelas itu sudah dekat dengan kita (walaupun mungkin saja si kakak kelas tidak menganggap begitu).

Itu sebabnya, jika diperhatikan di reality show Korea, para artis (idol) laki-laki Korea akan kelepek-kelepek bahkan blushing kalau dipanggil oppa oleh artis (idol) perempuan. Soalnya kan pada kenyataannya di kehidupan sehari-hari mereka belum tentu sampai pada taraf bisa manggil oppa-oppa begitu. Tidak hanya berefek pada artis laki-laki, laki-laki yang orang biasa juga tidak luput dari 'kedahsyatan' oppa ini. Teman saya Zahra berhasil mempraktekkan 'kedahsyatan' panggilan oppa kepada papi Haein, dan menghasilkan traktiran es krim yoghurt waktu jalan-jalan di Grand Indonesia (well, pakai tambahan overflowing aegyo sih).

So, seperti yang banyak fanfic mengisahkan, tokoh utama (perempuan) akan memanggil tokoh utama laki-laki (yang mayoritas pasti lebih tua) awalnya dengan Namanya-ssi terlebih dahulu, lalu setelah beberapa chapter baru berubah menjadi oppa (dan proses berubahnya panggilan itu pasti akan menimbulkan si tokoh utama laki-laki blushing dan muncul kupu-kupu di perutnya. Hayo, fanfic mana yang nggak mengisahkan seperti itu). Taaapiii, itu nggak berarti laki-laki yang lebih tua beberapa bulan atau bahkan beberapa hari juga dipanggil oppa -______-" Orang Korea kalau judulnya udah donggap alias lahir di tahun yang sama, langsung ngomongnya hajar pakai banmal (bahasa yang bukan bahasa sopan). Jadi, nggak ada tuh ceritanya Nicole manggil Key atau Jinwoon dengan sebutan oppa. Memang tidak mutlak sih. Ada juga yang tetap ngotot manggil oppa, dan itu biasanya kasusnya dalam hubungan *ehem* pacaran. Oh, betapa laki-laki Korea senang sekali dipanggil oppa...


[sedikit banyak itulah yang menyebabkan saya malas manggil cowok Korea (yang memang lebih tua) dengan panggilan oppa. Well, kasus PAS selalu jadi pengecualian--ya kali saya bisa manggil mereka seonbae (pengennya sih gitu)]

No comments:

Post a Comment