Wednesday, May 20, 2009

Tidak bisa, aku ingin jawabannya besok!


Tidak bisa, aku ingin jawabannya besok! Pokoknya besok kau harus sudah menjawab perasaanku!

Hahaha. It is a line of Young-jae from Full House episode xx *lupa hehehe :D

I'm again and again and again watching Full House which is again and again and again being rerun by Indosiar jyahahaha. Nggak hafal ini episode berapa, tapi udah menjelang episode-episode akhir soalnya Young-jae udah ngelamar Ji-eun yang besokannya langsung ditolak Ji-eun gara-gara Young-jae kumat resenya. Young-jae juga udah disuruh jadi Ji-eun's slave. Dan Young-jae udah ngajak Ji-eun untuk pergi ke taman hiburan! Waa~~ I love that scene! Lamaran yang gagal total itu!

Full House is and will always be in my top fave kdramas list. Lucu, ada romantisnya juga, dan sukses tetap menarik tanpa tokoh jahat yang keterlaluan-jahat-tukang-teriak-dan-matanya-mau-keluar.


bukan episode ini yang gue lagi tonton, abis nggak ada fotonya sih... :(


yang ini sih jelas bukan adegan Full House, hehehe

Bi Kyo is the bestest couple ever! I really wish from the bottom of my heart that they two will really make it in the real life ;D

Sebelum kau menemui Min-hyuk, kita harus pergi camping dulu!

Monday, May 18, 2009

Lee Young-dae

Kemaren abis nonton final Sudirman Cup, Korea lawan China. Yang menang, siapa lagi kalo bukan China. But Lee Young-dae captivated my heart last night :D Not because of his very-good-looking face... It's pure because of the game.


He's good-looking for a badminton player, isn't he?

Jadi ceritanya semalem dia main di dua partai, ganda campuran dan ganda putra. Ganda campuran bareng Lee Hyo-jung, lawan Zheng Bo dan Yu Yang. Set 1 menang, set 2 kalah, rubber set kalah. Ganda putra bareng Jung Jae-sung, lawan Fu Haifeng dan Cai Yun. Set 1 kalah, set 2 menang, rubber set kalah.


Meski kalah melulu, tolong diinget yaa dia main 6 game. Dan staminanya *yang harusnya udah terkuras abis* waktu main ganda putra nggak ngaruh sama sekali sama permainannya. Ckckck.



Dia nggak nyerah dan masih terus berusaha berjuang biar menang biar udah ketinggalan jauh. Nggak nge-down, tetep tenang dan konsentrasi penuh.


I should learn that from him, really.

Saturday, May 16, 2009

Teacher, are you smarter than your student?

Ceritanya hari ini di Galan ada acara MENDADAK: Memperingati Hari Pendidikan Nasional. Kepsek ama bidang Kurikulum yang luar biasa pelitnya melakukan hal spektakuler: ngeliburin KBM buat sehari, biar OSIS bisa ngegelar acara MENDADAK itu.


Nah MENDADAK ini isinya lomba futsal, voli, cerdas cermat, masak, ama fashion show mirip guru. Gue ikut cerdas cermat *emangnya gue bisa apalagi sih? hehehe* Teknis lomba futsal, voli, dan cerdas cermat, anak kelas X diadu ama kelas XI, trus yang menang diadu sama guru.


Mari kita review dulu lomba futsal. Karena timnya per angkatan, jadi all-star dong. Kelas XI yang main semua ujung tombaknya tim futsal Galan. Kelas X  kebanyakan yang diturunin anak futsal juga sih. Kagak usah ditanya gimana jalannya pertandingan. Keras, agresif, pada nafsu banget. Hasilnya kelas XI menang, trus diadu deh sama para bapak-bapak. How was the match? Ya ampun, kelas XI ngeledek banget mainnya. Kagak niat sama sekali! Bola udah nyampe depan gawang guru, dibalikin lagi ke belakang. Jelas sih alasan kenapa mereka gitu. Itu kan guru. "Ntar kualat," "Nggak tega kali," "Takut tau," itu kata beberapa penonton. Hasil akhirnya seri 4-4, trus adu penalti *yang lagi-lagi main-main juga* dan akhirnya kelas XI menang juga.


Lomba selanjutnya, cerdas cermat yang dinamain Teacher, are you smarter than your student? sama anak OSIS. Per tim angkatan 5 orang. Kelas X campur cowok-cewek. Kelas XI full cewek semua. Hostnya Imad. Blah blah blah menanglah tim kelas XI *HORE!!* Trus lanjut lawan guru. Tapi sempet dipending bentar karena ada gurunya yang ikut lomba lain.


Jadi tim kelas XI adalah gue xi ipa 7, Jen xi ipa 2, tyas xi ips 1, yoan xi ips 2, dan zulfa xi ips 4. Tim guru terdiri dari Bu Welly biologi, Pak Untung fisika, Miss Irma esp, dua lagi gue lupa siapa. Pertandingan berjalan super-heboh gara-gara Bu Welly semangat banget jawab bahkan sebelum belnya dipencet. Ada beberapa hal super-konyol di lomba ini...

Hal konyol#1
Imad: Ada berapa AC di ruang aula atas?
*rebutan pencet bel*
Bu Welly: Delapan puluh ribu enam ratus watt!
Imad + audiens: ???
Imad: Kelas XI?
Gue cs: Empat...

Hal konyol#2
Imad: Di mana tempat pertemuan sel telur dan sel sperma?
*rebutan pencet bel*
Imad: Ya, tim guru?
Bu Welly: Itu... itu... *tangannya heboh bergerak-gerak* zigot, zigot... *makin heboh bergerak*
Audiens: HUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA
Imad: Kelas XI?
Jen: Sepertiga tuba fallopii...


Krik krik krik krik krik. Tolong ya lihat lagi yang gue bold warna merah. Hehehehe :D


Endingnya sih kelas XI menang, 280-210. Untuk pertandingan voli dan masak, gue nggak tahu siapa yang menang. Kalo fashion show mirip guru, yang menang Fadhila xi ipa 2 yang mirip Bu Saidah. Itu yang nentuin Bu Kepsek lho.


I really enjoyed this day at school. Jadi berasa kayak Hanakimi. Harusnya Kepsek dan bidang Kurikulum lebih sering berbaik hati kayak gini... Gue yakin, Galaners pasti akan cinta ama mereka hehehehe :P

Monday, May 11, 2009

Haruto Asou

Padahal drama ini udah tayang lamaaa banget di Indosiar. Tapi gue baru nonton dua hari yang lalu gara-gara baru beli dvd bajakannya. Versi combo, 12 episode di 1 disc. The saddest drama ever: Ichi Rittoru No Namida a.k.a. 1 Litre of Tears.


Gue beli SP-nya juga. Nonton dengan ngebut way, gue selesai hanya melihat bagian Aya-Haruto :D Konyoool, tapi alasan gue beli dvd 1 Litre of Tears yaaa karena gue penasaran mau liat si Ryo Nishikido. Padahal kan biasanya gue paling anti film sedih.


Hasil nonton ngebut itu, gue jadi paham kenapa Gadis edisi beberapa tahun lalu menempatkan Haruto Asou sebagai the most adorable boys#3--setelah Seol Han-kyul dan Tsukasa Doumyoji. Asou-kun emang nggak kayak Gong-chan yang romantis dan ekspresif atau Doumyoji yang selalu pengumuman ke mana-mana tentang cintanya ke Makino. Tapi Haruto selalu ada setiap Aya butuh... Di saat semua orang berpura-pura mau nolong di depan Aya tapi ngeluh di belakangnya, Asou menunjukkan ke semua orang apa yang sebenarnya Aya butuhkan. Asou nggak pernah meluk Aya, tapi itu juga nggak mengurangi romantisme hubungan mereka ;D Di saat semua orang nawarin Aya bantuan untuk melakukan semua hal, Asou cuma mengawasi Aya dari belakang, memberikan Aya kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan kekuatannya, tapi siap menolong kalau-kalau Aya ternyata tidak sanggup. Asou ngerti kalo Aya tidak ingin bergantung pada orang lain.


Yang sedikit miris buat gue, pas nonton SP-nya. Aduuh... Teriris gue ngeliat Haruto back to basic setelah ditinggal Aya. Jadi dokter yang cuma peduli sama kemajuan penelitian SCD dan mengacuhkan pasiennya yang nggak mau terapi, ya ampun. Pas Haruto nangis setelah nerima lukisan potret keluarga Aya dan setelah cerita kisah Aya ke pasiennya itu, ya ampun...


Geez. Kapan drama Ryo lainnya tayang di tv? :D




*watching Full House for the xxx times and still laugh at how Young-jae gets jealous and tricks Ji-eun

Saturday, May 9, 2009

Wonderful & Beautiful—Remioromen

My all-time favorite song from Remioromen… When I went to search the lyrics, it was not hard at all but when I searched the translation, there wasn't any site provided it. After months seeking, I finally directed to Mai Hikari's blog on blogspot and found this. Ah, it was such a relief to have the translation at the end :). I've posted this on my Friendster blog, but I'm in love again with this song, so I decided to repost it here.


Why do I love this song? Beside its melody has caught my ears, the lyrics touch me a lot. It tells me to feel okay when I do something imperfectly and make mistakes. I used to unable to forgive my self when I did something imperfectly, but after listening to this song I started thinking I should loosen up a little bit. I live only once, I should enjoy it so I won't regret.



Wonderful & Beautiful


Lyrics & Music by: Ryota Fujimaki

Translation by: Mai Hikari


六キロ前から渋滞のレスが

Roku kiro mae kara jyuutai no retsu ga

スキイ板のように冬の週と候を

Ski ita no youni fuyu no shuutokou wo

交互に滑った僕輪医らついた

Kougo ni subetta boku wa iratsuita

渋滞輪苦手さ

Juutai wa nigate sa


Six kilometers ago, the trail of traffic was

like a ski board, on the winter's metropolis

Skidding through it, I felt tortured

So I ran away from the traffic


都会輪あふれて、田舎輪足りない

Tokai wa afurete, inaka wa tarinai

それとも逆化、似たようなものか

Soretomo gyaku ka, nitayouna mono ka


When the city was overflowing, the country was not enough

They're opposites, but somewhat similar


Wonderful 間違えもある

Wonderful machigaemo aru

And beautiful 不完全でも

And beautiful fukanzen demo

そこがいって君が笑ってくれたら

Soko ga itte kimi ga warattekuretara

Wonderful 救われるかな

Wonderful sukuwarerukana

And beautiful どんな背伸びも

And beautiful donna senobi mo

自分を超えられなくて

Jibun wo koerarenakute

光を探したのさ

Hikari wo sagashita no sa


It's wonderful, to make mistakes

And beautiful, to be imperfect

You told me that and laughed

It's Wonderful, the way you saved me

And beautiful, the way you reached out to me

I was rendered speachless

As I searched for the light


トンエル前から出口の天気が

Tunnel mae kara deguchi no tenki ga

わかっていたならかさ輪いるのか

Wakatteitanara kasa wa iru no ka

何のためのもしも、誰のための未来

Nanno tame no moshimo, dare no tame no mirai

僕輪気味を守れてる会

Boku wa kimi wo mamoreterukai


As I exit the Tunnel, the weather turned bad

If I knew that, would I have brought an umbrella?

What Is it for? Whose future is it for?

I want to be able to protect you


予報輪外れて、予感輪あった他

Yohou wa hazurete, yokan wa attata

低い雲から雪がちぎれた

Hikui kumo kara yuki ga chigireta


The forecast predicted it, and I had a feeling it was right

From the low cloud, the snow fell


Wonderful 不確かであれ

Wonderful futashika de are

And beautiful 不自由であれ

And beautiful fujiyuu de are

ここでいって君が笑ってくれたら

Kokode itte kimi ga warattekuretara

Wonderful 限界輪ない

Wonderful genkai wa nai

And beautiful どんな小さな

And beautiful donna chiisana

幸せも見つけ出し

Shiawase mo mitsukedashi

光で照らし出すよ

Hikari de terashi dasu yo


But it's wonderful to be uncertain

And it's a beautiful inconvenience

You said it here and laughed

It's wonderful, without limits

And beautiful, no matter how small

I also found happiness

As I reached my hand toward the light


役割だけじゃ満たされぬまま

Yaku wari dakeja mitasarenu mama

冬の中手をつないだ

Fuyu no naka te wo tsunaida


Like simply fitting into a role

We held hands in the middle of winter


Wonderful 冷たい雪ね

Wonderful tsumetai yuki ne

And beautiful 絡めた指を

And beautiful karameta yubi wo

解かないでって気味輪笑ってないたね

Hodokanaidette kimi wa waratte naitane

Wonderful 変わりたいんだ

Wonderful kawaritainda

And beautiful 奇跡だろうと

And beautiful kisekidarouto

降りしきる雪を声

Furishikiru yuki wo koe

光を探したのさ

Hikari wo sagashita no sa

あなたを探したのさ

Anata wo sagashita no sa


It's wonderful, the cold snow, isn't it

And beautiful, the way our fingers wrapped around it

Without letting go, you laughed and you cried

It's wonderful, the way we changed

And beautiful, like a miracle

Crossing the snow as it falls

As I searched for the light

As I searched for you

Wednesday, May 6, 2009

Saat Terakhir part 10

Di parkiran lokasi syuting reality show yang melibatkan Sylvia dan CRMF. Sylvia yang berjalan keluar lokasi bersama Charli dikejar-kejar wartawan.

Wartawan 1:    (mengejar Charli) Charli, Charli, apakah benar Anda dan Sylvia sedang berpacaran?

Charli:    (berusaha kabur bersama Sylvia) Waduh, nggak, nggak. Kita cuma kerja bareng di reality show ini aja.

Wartawan 2:    (mencecar keduanya) Tapi banyak sumber yang mengatakan bahwa Anda berdua sedang dekat.

Sylvia:    Yaa dekat sebagai teman, masa nggak boleh? (tersenyum penuh arti)

Wartawan 1:    Anda berdua sekarang lagi mau pergi kencan ya?

Charli:    Hadooh, kencan apaan... Kita mau pergi ke restoran buat ngerayain ulang tahun sutradara reality show kita itu.

Wartawan 2:    Tapi kenapa Anda pergi bersama Sylvia?

Sylvia:    Soalnya Charli mau nebeng naik mobil saya, gitu doang kok.

Charli:    Temen-temen yang lain, si Miko, Ferdi, Ryo juga mau nebeng Sylvia. Mereka udah jalan duluan ke parkiran.

Wartawan 1:    Sylvia, menurut pendapat Anda Charli itu orangnya bagaimana?

Sylvia:    Charli? (berpikir) Hmm, orangnya baik, pinter nyanyi, lucu, perhatian, ganteng, hahaha... (tertawa)

Charli:    Udah ya wawancaranya, kita harus pergi sekarang. (masuk ke dalam mobil, diikuti Sylvia)


 

Di restoran.

Miko:    Mmm, makanan di sini enak banget! (senang)

Ryo:    Kalo ada Windi, dia pasti seneng sama Ayam Bumbu Rujak ini.

Charli:    Iya ya. Si Windi ke mana sih? Kok nggak ada. Tadi pagi juga dia nggak dateng ke tempat mangkal. Mana nggak kirim kabar sama sekali. (sebal)

Sylvia:    Emangnya lo siapanya, sampe dia harus lapor sama lo? (meledek)

Ferdi:    Dia kan manajer kita. Harusnya kalo dia nggak bisa dateng atau kenapa ya dia telepon salah satu dari kita, sms paling nggak.

Charli:    Tadi gue telepon malah masuk mailbox.

Ryo:    (hpnya bergetar,ada sms masuk. Melotot saat membaca sms dari Windi di dalam hati) Sori, sementara ini gue nggak bisa kerja dulu. Gue masuk RS Pondok Indah. JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA. (menghela napas, memejamkan mata, kembali melanjutkan makan)

Miko:    Windi ada kirim kabar ke lo, Yo?

Ryo:    (menggeleng) Nggak ada.

Saat Terakhir part 9

Saat yang sama di ruang ganti.

Miko:    Windi mana sih? Lama banget!

Charli:    (bangun dari kursinya) Gue keluar juga ya! Jalan-jalan bentar, suntuk nih… (berjalan ke pintu. Tiba-tiba hpnya berbunyi) Eh, kenapa Yo? Hah? Yee, gimana sih… Ya udah! Iya… Bye. (menutup telepon)

Ferdi:    Kenapa?

Charli:    Si Ryo bilang tadi dia ngeliat Windi pergi, tapi nggak tahu pergi ke mana. Trus dia sendiri udah balik ke hotel, katanya kecapekan. (mengangkat bahu)

Miko:    Jah, ngapain kita nungguin di sini! Ayo, balik ke hotel juga! (menarik tangan Ferdi)

Charli:    Lo duluan aja. Gue masih pengen jalan-jalan.

Ferdi:    Hati-hati ya. (menepuk bahu Charli)


 

Di belakang gedung konser. Sylvia sedang duduk sendirian.

Charli:    (tertegun melihat Sylvia) Sylvia?

Sylvia: (menoleh) Charli? Ngapain ke sini?

Charli:    (menghampiri Sylvia) Jalan-jalan aja. Lo sendiri ngapain duduk di situ?

Sylvia:    Lagi nyariin bintang. (memandang ke langit)

Charli:    (ikut-ikutan memandang langit) Emang keliatan bintangnya?

Sylvia:    Lah makanya gue nyariin.

Charli:    (tertawa kecil. Keduanya terdiam beberapa saat)

Sylvia:    Ngomong-ngomong lagu-lagu lo asyik-asyik ya! Gue suka dengerinnya.

Charli:    (girang) Lo suka?

Sylvia:    (mengangguk-angguk) Iya. Lagu-lagu lo itu easy listening banget, asyik buat goyang, tapi liriknya juga dalem… Eh, gue lagi bikin acara reality show gitu. Nah, kita butuh band sebagai salah satu pengisi acaranya. Lo mau ikutan nggak?

Charli:    (tanpa pikir panjang) Oke, mau!

Sylvia:    Sabtu besok temuin gue di Moonbucks ya. Nanti gue jelasin detil acaranya dan lain sebagainya. Bawa manajer lo juga.

Charli:    Oke. (sumringah)

Saat Terakhir part 8

CRMF mengikuti Soundrenaline di Bandung. Sylvia menjadi presenter Soundrenaline hari itu. Selesai konser, CRMF & Windi berkumpul di ruang ganti.

Charli:    (duduk di kursi) Nggak nyangka ya, malam ini sukses berat!

Miko:    (meregangkan tubuh, duduk di sofa) Yoi! Tadi hampir semua penonton ikut nyanyi bareng kita! Gila…

Ferdi:    Win, abis ini jadwal kita apa?

Windi:    Masih Soundrenaline, dua minggu lagi di Jogja, tepatnya… (mengeluarkan kertas & merasa pusing serta pandangannya mulai kabur) tanggal 28 di… (sangat pusing) Aduh, gue ke toilet dulu ya! (keluar dengan buru-buru)

Ryo:    (memperhatikan WIndi sampai menghilang di balik pintu) Gue beli minum keluar bentar.

Ferdi:    Nitip, Yo!

Ryo:    (mengangguk)


 

Di depan wastafel toilet perempuan. Windi mimisan.

Windi:    (membasuh hidungnya dengan air) Ya Allah, berikan aku waktu sedikit lagi… Sebentaaar saja. Izinkan aku membahagiakannya sebelum aku pergi… (menitikkan air mata. Darah masih keluar dari hidungnya. Ia mengambil tissue dari tas dan menutup hidungnya dengan tissue tersebut, lalu keluar dari toilet)

Ryo:    (bersandar di dinding luar toilet perempuan) Windi!

Windi:    (berhenti melangkah, menoleh ke belakang) Ngapain lo di situ?

Ryo:    (mendekati Windi, mengerutkan kening melihat tissue di hidung Windi) Kenapa lo? Penyakit lo tambah parah ya? (panik)

Windi:    Nggak, gue tadi cuma sedikit pusing biasa aja… (berusaha mengelak)

Ryo:    (menarik tangan Windi yang memegang tissue, kaget) Lo mimisan?!? Lo kecapekan ya? Udah, lo berhenti aja jadi manajer kita. Istirahat, Win!

Windi:    Gue nggak apa-apa kok! Gue kuat, percaya kenapa sih sama gue.

Ryo:    (mencengkram bahu Windi) Dengerin gue! Lo harus istirahat! Please, kalo lo nggak mau lakuin itu demi diri lo, lakuin demi gue…

Windi:    Gue nggak bisa ninggalin CRMF, Ryo! (merasa pusing hebat) Gue nggak bisa… Charli… Gue nggak mau… (pingsan)

Ryo:    (menangkap tubuh Windi, panik. Buru-buru mengeluarkan hp dan menelepon Maya) Halo, Tante Maya, Windi… Windi pingsan…

Saat Terakhir part 7

Beberapa bulan kemudian, CRMF sudah merilis album pertama. Lagunya sering diputar di radio-radio. Suatu hari, mereka menjadi bintang tamu dalam acara Ganas (GEN 30 Lagu Terpanas).

Rene:    98,7 GEN FM, masih di Ganas, GEN 30 Lagu Terpanas bersama Rene. Seperti yang udah Rene bilang tadi, sekarang kita kedatangan tamu istimewa. Tamu kita ini baru saja meluncurkan album pertamanya. Lagu-lagunya lagi sering diputer di radio-radio dan barusan aja Rene puterin juga. Yap, please welcome CRMF! (tepuk tangan)

CRMF:    Hai, halo sobat GEN…

Rene:    Ceritain dong mengenai album pertama CRMF ini. Denger-denger penjualannya sangat fantastis sampai-sampai kalian diajak untuk ikut tur keliling A Mild Soundrenaline? Tapi sebelum jawab pertanyaan itu, perkenalan dulu dong. Namanya siapa, megang apa di CRMF.

Ferdi:    Gue Ferdi, megang bas.

Miko:    Gue Miko, keyboard.

Ryo:    Gue Ryo, megang gitar.

Charli:    Gue Charli, vokalis.

Rene:    Nah, balik ke soal album kalian itu. Gimana ceritanya bisa sampe diajak ikut Soundrenaline?

Ferdi:    Ya, jadi ceritanya sampai bulan ketiga setelah rilis album kita berhasil menembus 500.000 kopi. Trus A Mild maunya peserta Soundrenaline tahun ini band-band breakthrough aja. Trus waktu kita lagi ada show di salah satu TV swasta kira-kira seminggu yang lalu, pihak A Mild menghubungi manajer kita dan nawarin untuk ikut Soundrenaline tahun ini.

Rene:    Wuih, dahsyat juga ya album kalian bisa nembus angka 500.000 kopi! Gimana perasaan kalian, kan jarang tuh band apalagi band breakthrough yang bisa nembus angka segitu?

Ryo:    Pertamanya jelas nggak nyangka banget. Kita sangat bersyukur ternyata musik CRMF bisa diterima oleh masyarakat. Ini semua nggak lepas dari rahmat Allah dan berkat kerja keras label kami juga manajer kami yang super tangguh.

Rene:    Pastinya, ya. Oke sobat GEN, sebentar lagi Rene akan puterin lagu. Tapi jangan ke mana-mana, stay tune in 98,7 GEN FM karena setelah ini bincang-bincang dengan CRMF masih akan berlanjut. Taken from their newest album, this is Sheila on 7, Betapa.

Saat Terakhir part 6

Suatu malam di kafe d'Blitz. Lilyana duduk sendiri di salah satu kursi. Di atas panggung, CRMF bersiap-siap untuk mulai menyanyi.

Lilyana:    (memain-mainkan minumannya. Tiba-tiba hpnya berdering) Halo. Iya, kenapa Tiff? Lo di mana? Yah… Gue udah di d'Blitz, nungguin lo dari tadi… Udah setengah jam tauu… Tega banget sih lo, ngebatalin gitu aja… (cemberut) Iya, iya… (manyun, menutup telepon) Uuh, dasar Tiffany! Bilang dari tadi kek, kalo nggak bisa dateng… (bete)

Charli:    Selamat malam pengunjung kafe d'Blitz! Di malam yang indah ini, kami dari CRMF akan menemani Anda menikmati hidangan lezat ala d'Blitz dengan sebuah lagu, Rasa yang Tertinggal. (mulai menyanyi)

Lilyana:    (hendak berdiri dari kursinya, tapi batal melihat pelayan datang ke mejanya) Oh iya, tadi udah mesen ya.

Pelayan: (meletakkan pesanan Lilyana) Selamat menikmati.

Lilyana:    Terima kasih.

Pelayan: (menganggukkan kepala) Terima kasih kembali. (pergi)

Lilyana:    (menghabiskan makanannya sambil memperhatikan CRMF) Asyik juga nih suaranya! (tersenyum)

Charli:    (selesai menyanyi) Sekian dulu persembahan kami CRMF. Untuk selanjutnya, ada Klorofil yang sudah siap menghibur Anda. Kami panggilkan, Klorofil! (turun menuju ke belakang panggung)

Lilyana:    (bangkit mengejar CRMF)


 

Di belakang panggung.

Lilyana:    (memanggil Charli) Mas, mas!

Charli:    (menoleh) Iya, ada apa Bu?

Lilyana:    Begini, saya lihat penampilan kalian tadi, dan yah, saya merasa sangat terhibur. Saya rasa, band kalian punya potensi yang sangat besar, sayang kalau tidak dikembangkan.

Ferdi:    Maksud Ibu…? (mengerutkan kening)

Lilyana:    Intinya, saya mau menawarkan kalian kontrak dengan perusahaan rekaman saya (menyerahkan kartu nama). Kalian tertarik?

Charli:    (menerima kartu nama)

Ryo:    Ini serius, Bu?

Lilyana:    Ya serius, lah. Oya, saya belum memperkenalkan diri. Nama saya…

Miko:    (memotong Lilyana) Lilyana, kan?

Lilyana:    (kaget) Iya… Kok tahu?

Charli:    Kan ada di kartu nama ini!

(Semua tertawa)

Lilyana:    Iya, ya. Ah, saya kalo lagi bersemangat jadi suka linglung gini. Ngomong-ngomong, kalian…?

Charli:    Saya Charli, vokalis CRMF. Ini…

Miko:    (memotong) Nama saya Miko, saya keyboardist. Kalo ini Ryo, gitaris (menunjuk Ryo), yang ini Ferdi, bassis (menunjuk Ferdi).

Lilyana:    Charli, Miko, Ryo, Ferdi. Oke, jadi kalian bersedia nggak nerima kontrak ini?

Ferdi:    Kalo untuk urusan kontrak, lebih baik Ibu langsung ngomong sama manajer kita deh. (mencari-cari Windi) Nah, itu dia orangnya.Windi!

Windi:    (datang tergopoh-gopoh) Aduh, sori ya. Tadi gue abis makan keluar. Ada apa?

Ryo:    Ini, Bu Lilyana nawarin kontrak rekaman buat CRMF. Kan lo nih yang lebih paham kalo soal beginian.

Lilyana:    Jadi mbak ini manajernya CRMF ya? Saya Lilyana, dari Sony BMG.

Windi:    (berjabat tangan dengan Lilyana) Iya, saya Windi.

Lilyana:    Nah, seperti kata Ryo tadi, saya ingin menawarkan kontrak rekaman sebanyak 3 album. Apakah CRMF berminat?

Windi:    Wah, berminat banget Bu! Rinciannya gimana ya?

Lilyana:    Dateng aja hari Sabtu besok ke kantor saya jam 9. Nanti semua rincian perjanjian dan lain sebagainya kita bahas di sana. Oke?

CRMF & Windi:    Oke!

Charli:    Sekali lagi, makasih banyak ya Bu!

Saat Terakhir part 5

Beberapa hari setelah kejadian di kafe Moonbucks, CRMF manggung di kafe Delite. Performa mereka berantakan. Beberapa kali Charli lupa liriknya. Setelah selesai manggung, mereka berkumpul di ruang ganti.

Ferdi:    Lo kenapa sih Char? Nyanyinya kok nggak kayak biasanya.

Charli:    (tertunduk diam)

Miko:    Lo tuh apa-apaan sih Char? (mendorong tubuh Charli) Performance kita hancur gara-gara lo! (menuding wajah Charli)

Ferdi:    (menyentuh bahu Miko) Tahan, Mik… Mungkin Charli masih terpukul gara-gara kejadian di Moonbucks itu.

Ryo:    Tapi nggak bisa gitu juga Fer, kita kan harus profesional.

Miko:    Char, kalo lo jantan dan emang beneran cinta sama Sylvia, lo harus buktiin bahwa lo itu berharga! Tunjukin kalo dia salah karena udah nolak lo! Bikin CRMF jadi terkenal! (keluar dari ruangan dengan membanting pintu)

Windi:    (memandang Charli dan pintu ruang ganti bergantian dengan khawatir, kemudian pergi menyusul Miko)

Ryo:    (setengah berdiri, hendak mengejar Windi) Win, ….

Ferdi:    (menahan Ryo) Biarin aja. (menggelengkan kepala)

Charli:    (menggumam) Harus jadi terkenal ya…

Ferdi & Ryo:    Hah? (menoleh ke arah Charli)

Charli:    Oke! Gue akan buat CRMF terkenal dan jadi band papan atas! Kalo udah begitu, Sylvia nggak akan nolak gue!

Ryo:    Kenapa lo selalu ngeliat ke yang jauh sih? Kenapa lo nggak pernah merhatiin yang ada di deket lo? (kesal)

Charli:    (mengerutkan kening) Ngomong apa sih lo? (mengibaskan tangan) Aaah pokoknya mulai saat ini, latihan kita harus lebih serius dan intensif! Kita juga harus sering-sering ngirim demo lagu ke label-label, dan nyari kesempatan manggung di manapun! (berapi-api)

Ferdi:    (berkata pada Ryo) Yeah… semangat yang bagus, sih…

Ryo:    (mengangkat bahu dan kedua tangannya)


 

Sejak saat itu, CRMF intensif latihan di tempat mangkalnya. Windi sibuk mengantarkan demo album CRMF ke perusahaan-perusahaan rekaman.

Saat Terakhir part 4

Jam makan siang. Kafe Moonbucks dipenuhi pengunjung. Sylvia, Febi, & Luisa baru saja memasuki kafe, kemudian duduk di salah satu sudutnya. CRMF sudah berada di atas panggung.

Ryo:    Selamat siang para pengunjung sekalian…

Miko:    Mungkin Anda bertanya-tanya mengapa kami ada di sini. Hari ini kami CRMF akan membawakan sebuah lagu spesial.

Charli:    Lagu spesial ini spesial ditujukan kepada seorang gadis spesial yang duduk di sudut sebelah sana, Sylvia Ariana. (menunjuk ke arah Sylvia)

CRMF:    (mulai menyanyi lagu PUSPA)

Sylvia, Febi, & Luisa:    (terkejut)

Febi:    Syl, yang diomongin itu… lo?

Luisa:    Lo kenal sama orang-orang itu?

Sylvia:    (mencoba tenang) Nggak tahu. Lagian orang yang namanya Sylvia Ariana nggak cuma gue doang kali…

Luisa:    Tapi ada berapa banyak Sylvia Ariana yang saat ini sedang makan di kafe ini, dan duduk di arah yang ditunjuk cowok kampungan itu?

Sylvia:    (terdiam)

Charli:    (turun dari panggung sambil membawa bunga, lalu berjalan ke arah Sylvia sambil tetap menyanyi)

Seisi kafe memusatkan perhatian pada Charlie dan Sylvia.

Febi:    Aduuh, ngapain sih tuh cowok pake acara dateng ke sini segala? Kan orang-orang jadi pada ngeliatin kita! Syl, kita pergi yuk! (menarik-narik tangan Sylvia)

Sylvia:    (menepis tangan Febi) Nyantai aja, Feb. Kita liat dulu, mau ngapain cowok kampung itu.

Luisa:    (pandangan meremehkan) Awas aja kalo dia berani macem-macem.

Charli:    (berhenti di depan meja Sylvia, selesai menyanyi) Sylvia, aku yakin kamu bingung kenapa aku menyebut namamu tadi. Pasti kamu juga bertanya-tanya kenapa aku berdiri di depanmu saat ini. Semua ini kulakukan hanya untuk menunjukkan perasaanku padamu. Aku mencintaimu, Sylvia Ariana. (berhenti sejenak, mengambil napas) Aku tidak akan menuntut apa-apa darimu. Aku hanya ingin kamu tahu bagaimana perasaanku padamu. Satu permohonanku, (menjulurkan bunga) mohon kamu terima bunga ini, sebagai tanda kamu telah mengetahui perasaanku. (menundukkan kepala)

Sylvia:    (memandangi Charli dari ujung kepala hingga ujung kaki. Lalu keluar dari kursinya, kemudian berdiri di sebelah Febi. Sylvia mengambil gelas Febi kemudian menyiramkan isinya ke wajah Charli)

Seisi kafe terpana. Febi menjerit, Charli shock.

Sylvia:    (berjalan pergi, namun berhenti sejenak di sebelah Charli) Kalo mau lompat, jangan tinggi-tinggi. Ntar sakit banget pas jatuh. (pergi begitu saja)

Luisa:    (mengejar Sylvia)

Febi:    (berkata pada Charli) Sabar ya… (mengejar Sylvia)

Charli:    (terpaku di tempatnya)

Ferdi:    (turun dari panggung, menghampiri Charli, lalu memapah Charli ke dapur kafe)