Tidak bisa, aku ingin jawabannya besok! Pokoknya besok kau harus sudah menjawab perasaanku!
Sebelum kau menemui Min-hyuk, kita harus pergi camping dulu!
Tidak bisa, aku ingin jawabannya besok! Pokoknya besok kau harus sudah menjawab perasaanku!
Sebelum kau menemui Min-hyuk, kita harus pergi camping dulu!
My all-time favorite song from Remioromen… When I went to search the lyrics, it was not hard at all but when I searched the translation, there wasn't any site provided it. After months seeking, I finally directed to Mai Hikari's blog on blogspot and found this. Ah, it was such a relief to have the translation at the end :). I've posted this on my Friendster blog, but I'm in love again with this song, so I decided to repost it here.
Why do I love this song? Beside its melody has caught my ears, the lyrics touch me a lot. It tells me to feel okay when I do something imperfectly and make mistakes. I used to unable to forgive my self when I did something imperfectly, but after listening to this song I started thinking I should loosen up a little bit. I live only once, I should enjoy it so I won't regret.
Wonderful & Beautiful
Lyrics & Music by: Ryota Fujimaki
Translation by: Mai Hikari
六キロ前から渋滞のレスが
Roku kiro mae kara jyuutai no retsu ga
スキイ板のように冬の週と候を
Ski ita no youni fuyu no shuutokou wo
交互に滑った僕輪医らついた
Kougo ni subetta boku wa iratsuita
渋滞輪苦手さ
Juutai wa nigate sa
Six kilometers ago, the trail of traffic was
like a ski board, on the winter's metropolis
Skidding through it, I felt tortured
So I ran away from the traffic
都会輪あふれて、田舎輪足りない
Tokai wa afurete, inaka wa tarinai
それとも逆化、似たようなものか
Soretomo gyaku ka, nitayouna mono ka
When the city was overflowing, the country was not enough
They're opposites, but somewhat similar
Wonderful 間違えもある
Wonderful machigaemo aru
And beautiful 不完全でも
And beautiful fukanzen demo
そこがいって君が笑ってくれたら
Soko ga itte kimi ga warattekuretara
Wonderful 救われるかな
Wonderful sukuwarerukana
And beautiful どんな背伸びも
And beautiful donna senobi mo
自分を超えられなくて
Jibun wo koerarenakute
光を探したのさ
Hikari wo sagashita no sa
It's wonderful, to make mistakes
And beautiful, to be imperfect
You told me that and laughed
It's Wonderful, the way you saved me
And beautiful, the way you reached out to me
I was rendered speachless
As I searched for the light
トンエル前から出口の天気が
Tunnel mae kara deguchi no tenki ga
わかっていたならかさ輪いるのか
Wakatteitanara kasa wa iru no ka
何のためのもしも、誰のための未来
Nanno tame no moshimo, dare no tame no mirai
僕輪気味を守れてる会
Boku wa kimi wo mamoreterukai
As I exit the Tunnel, the weather turned bad
If I knew that, would I have brought an umbrella?
What Is it for? Whose future is it for?
I want to be able to protect you
予報輪外れて、予感輪あった他
Yohou wa hazurete, yokan wa attata
低い雲から雪がちぎれた
Hikui kumo kara yuki ga chigireta
The forecast predicted it, and I had a feeling it was right
From the low cloud, the snow fell
Wonderful 不確かであれ
Wonderful futashika de are
And beautiful 不自由であれ
And beautiful fujiyuu de are
ここでいって君が笑ってくれたら
Kokode itte kimi ga warattekuretara
Wonderful 限界輪ない
Wonderful genkai wa nai
And beautiful どんな小さな
And beautiful donna chiisana
幸せも見つけ出し
Shiawase mo mitsukedashi
光で照らし出すよ
Hikari de terashi dasu yo
But it's wonderful to be uncertain
And it's a beautiful inconvenience
You said it here and laughed
It's wonderful, without limits
And beautiful, no matter how small
I also found happiness
As I reached my hand toward the light
役割だけじゃ満たされぬまま
Yaku wari dakeja mitasarenu mama
冬の中手をつないだ
Fuyu no naka te wo tsunaida
Like simply fitting into a role
We held hands in the middle of winter
Wonderful 冷たい雪ね
Wonderful tsumetai yuki ne
And beautiful 絡めた指を
And beautiful karameta yubi wo
解かないでって気味輪笑ってないたね
Hodokanaidette kimi wa waratte naitane
Wonderful 変わりたいんだ
Wonderful kawaritainda
And beautiful 奇跡だろうと
And beautiful kisekidarouto
降りしきる雪を声
Furishikiru yuki wo koe
光を探したのさ
Hikari wo sagashita no sa
あなたを探したのさ
Anata wo sagashita no sa
It's wonderful, the cold snow, isn't it
And beautiful, the way our fingers wrapped around it
Without letting go, you laughed and you cried
It's wonderful, the way we changed
And beautiful, like a miracle
Crossing the snow as it falls
As I searched for the light
As I searched for you
Di parkiran lokasi syuting reality show yang melibatkan Sylvia dan CRMF. Sylvia yang berjalan keluar lokasi bersama Charli dikejar-kejar wartawan.
Wartawan 1: (mengejar Charli) Charli, Charli, apakah benar Anda dan Sylvia sedang berpacaran?
Charli: (berusaha kabur bersama Sylvia) Waduh, nggak, nggak. Kita cuma kerja bareng di reality show ini aja.
Wartawan 2: (mencecar keduanya) Tapi banyak sumber yang mengatakan bahwa Anda berdua sedang dekat.
Sylvia: Yaa dekat sebagai teman, masa nggak boleh? (tersenyum penuh arti)
Wartawan 1: Anda berdua sekarang lagi mau pergi kencan ya?
Charli: Hadooh, kencan apaan... Kita mau pergi ke restoran buat ngerayain ulang tahun sutradara reality show kita itu.
Wartawan 2: Tapi kenapa Anda pergi bersama Sylvia?
Sylvia: Soalnya Charli mau nebeng naik mobil saya, gitu doang kok.
Charli: Temen-temen yang lain, si Miko, Ferdi, Ryo juga mau nebeng Sylvia. Mereka udah jalan duluan ke parkiran.
Wartawan 1: Sylvia, menurut pendapat Anda Charli itu orangnya bagaimana?
Sylvia: Charli? (berpikir) Hmm, orangnya baik, pinter nyanyi, lucu, perhatian, ganteng, hahaha... (tertawa)
Charli: Udah ya wawancaranya, kita harus pergi sekarang. (masuk ke dalam mobil, diikuti Sylvia)
Di restoran.
Miko: Mmm, makanan di sini enak banget! (senang)
Ryo: Kalo ada Windi, dia pasti seneng sama Ayam Bumbu Rujak ini.
Charli: Iya ya. Si Windi ke mana sih? Kok nggak ada. Tadi pagi juga dia nggak dateng ke tempat mangkal. Mana nggak kirim kabar sama sekali. (sebal)
Sylvia: Emangnya lo siapanya, sampe dia harus lapor sama lo? (meledek)
Ferdi: Dia kan manajer kita. Harusnya kalo dia nggak bisa dateng atau kenapa ya dia telepon salah satu dari kita, sms paling nggak.
Charli: Tadi gue telepon malah masuk mailbox.
Ryo: (hpnya bergetar,ada sms masuk. Melotot saat membaca sms dari Windi di dalam hati) Sori, sementara ini gue nggak bisa kerja dulu. Gue masuk RS Pondok Indah. JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA. (menghela napas, memejamkan mata, kembali melanjutkan makan)
Miko: Windi ada kirim kabar ke lo, Yo?
Ryo: (menggeleng) Nggak ada.
Saat yang sama di ruang ganti.
Miko: Windi mana sih? Lama banget!
Charli: (bangun dari kursinya) Gue keluar juga ya! Jalan-jalan bentar, suntuk nih… (berjalan ke pintu. Tiba-tiba hpnya berbunyi) Eh, kenapa Yo? Hah? Yee, gimana sih… Ya udah! Iya… Bye. (menutup telepon)
Ferdi: Kenapa?
Charli: Si Ryo bilang tadi dia ngeliat Windi pergi, tapi nggak tahu pergi ke mana. Trus dia sendiri udah balik ke hotel, katanya kecapekan. (mengangkat bahu)
Miko: Jah, ngapain kita nungguin di sini! Ayo, balik ke hotel juga! (menarik tangan Ferdi)
Charli: Lo duluan aja. Gue masih pengen jalan-jalan.
Ferdi: Hati-hati ya. (menepuk bahu Charli)
Di belakang gedung konser. Sylvia sedang duduk sendirian.
Charli: (tertegun melihat Sylvia) Sylvia?
Sylvia: (menoleh) Charli? Ngapain ke sini?
Charli: (menghampiri Sylvia) Jalan-jalan aja. Lo sendiri ngapain duduk di situ?
Sylvia: Lagi nyariin bintang. (memandang ke langit)
Charli: (ikut-ikutan memandang langit) Emang keliatan bintangnya?
Sylvia: Lah makanya gue nyariin.
Charli: (tertawa kecil. Keduanya terdiam beberapa saat)
Sylvia: Ngomong-ngomong lagu-lagu lo asyik-asyik ya! Gue suka dengerinnya.
Charli: (girang) Lo suka?
Sylvia: (mengangguk-angguk) Iya. Lagu-lagu lo itu easy listening banget, asyik buat goyang, tapi liriknya juga dalem… Eh, gue lagi bikin acara reality show gitu. Nah, kita butuh band sebagai salah satu pengisi acaranya. Lo mau ikutan nggak?
Charli: (tanpa pikir panjang) Oke, mau!
Sylvia: Sabtu besok temuin gue di Moonbucks ya. Nanti gue jelasin detil acaranya dan lain sebagainya. Bawa manajer lo juga.
Charli: Oke. (sumringah)
CRMF mengikuti Soundrenaline di Bandung. Sylvia menjadi presenter Soundrenaline hari itu. Selesai konser, CRMF & Windi berkumpul di ruang ganti.
Charli: (duduk di kursi) Nggak nyangka ya, malam ini sukses berat!
Miko: (meregangkan tubuh, duduk di sofa) Yoi! Tadi hampir semua penonton ikut nyanyi bareng kita! Gila…
Ferdi: Win, abis ini jadwal kita apa?
Windi: Masih Soundrenaline, dua minggu lagi di Jogja, tepatnya… (mengeluarkan kertas & merasa pusing serta pandangannya mulai kabur) tanggal 28 di… (sangat pusing) Aduh, gue ke toilet dulu ya! (keluar dengan buru-buru)
Ryo: (memperhatikan WIndi sampai menghilang di balik pintu) Gue beli minum keluar bentar.
Ferdi: Nitip, Yo!
Ryo: (mengangguk)
Di depan wastafel toilet perempuan. Windi mimisan.
Windi: (membasuh hidungnya dengan air) Ya Allah, berikan aku waktu sedikit lagi… Sebentaaar saja. Izinkan aku membahagiakannya sebelum aku pergi… (menitikkan air mata. Darah masih keluar dari hidungnya. Ia mengambil tissue dari tas dan menutup hidungnya dengan tissue tersebut, lalu keluar dari toilet)
Ryo: (bersandar di dinding luar toilet perempuan) Windi!
Windi: (berhenti melangkah, menoleh ke belakang) Ngapain lo di situ?
Ryo: (mendekati Windi, mengerutkan kening melihat tissue di hidung Windi) Kenapa lo? Penyakit lo tambah parah ya? (panik)
Windi: Nggak, gue tadi cuma sedikit pusing biasa aja… (berusaha mengelak)
Ryo: (menarik tangan Windi yang memegang tissue, kaget) Lo mimisan?!? Lo kecapekan ya? Udah, lo berhenti aja jadi manajer kita. Istirahat, Win!
Windi: Gue nggak apa-apa kok! Gue kuat, percaya kenapa sih sama gue.
Ryo: (mencengkram bahu Windi) Dengerin gue! Lo harus istirahat! Please, kalo lo nggak mau lakuin itu demi diri lo, lakuin demi gue…
Windi: Gue nggak bisa ninggalin CRMF, Ryo! (merasa pusing hebat) Gue nggak bisa… Charli… Gue nggak mau… (pingsan)
Ryo: (menangkap tubuh Windi, panik. Buru-buru mengeluarkan hp dan menelepon Maya) Halo, Tante Maya, Windi… Windi pingsan…
Beberapa bulan kemudian, CRMF sudah merilis album pertama. Lagunya sering diputar di radio-radio. Suatu hari, mereka menjadi bintang tamu dalam acara Ganas (GEN 30 Lagu Terpanas).
Rene: 98,7 GEN FM, masih di Ganas, GEN 30 Lagu Terpanas bersama Rene. Seperti yang udah Rene bilang tadi, sekarang kita kedatangan tamu istimewa. Tamu kita ini baru saja meluncurkan album pertamanya. Lagu-lagunya lagi sering diputer di radio-radio dan barusan aja Rene puterin juga. Yap, please welcome CRMF! (tepuk tangan)
CRMF: Hai, halo sobat GEN…
Rene: Ceritain dong mengenai album pertama CRMF ini. Denger-denger penjualannya sangat fantastis sampai-sampai kalian diajak untuk ikut tur keliling A Mild Soundrenaline? Tapi sebelum jawab pertanyaan itu, perkenalan dulu dong. Namanya siapa, megang apa di CRMF.
Ferdi: Gue Ferdi, megang bas.
Miko: Gue Miko, keyboard.
Ryo: Gue Ryo, megang gitar.
Charli: Gue Charli, vokalis.
Rene: Nah, balik ke soal album kalian itu. Gimana ceritanya bisa sampe diajak ikut Soundrenaline?
Ferdi: Ya, jadi ceritanya sampai bulan ketiga setelah rilis album kita berhasil menembus 500.000 kopi. Trus A Mild maunya peserta Soundrenaline tahun ini band-band breakthrough aja. Trus waktu kita lagi ada show di salah satu TV swasta kira-kira seminggu yang lalu, pihak A Mild menghubungi manajer kita dan nawarin untuk ikut Soundrenaline tahun ini.
Rene: Wuih, dahsyat juga ya album kalian bisa nembus angka 500.000 kopi! Gimana perasaan kalian, kan jarang tuh band apalagi band breakthrough yang bisa nembus angka segitu?
Ryo: Pertamanya jelas nggak nyangka banget. Kita sangat bersyukur ternyata musik CRMF bisa diterima oleh masyarakat. Ini semua nggak lepas dari rahmat Allah dan berkat kerja keras label kami juga manajer kami yang super tangguh.
Rene: Pastinya, ya. Oke sobat GEN, sebentar lagi Rene akan puterin lagu. Tapi jangan ke mana-mana, stay tune in 98,7 GEN FM karena setelah ini bincang-bincang dengan CRMF masih akan berlanjut. Taken from their newest album, this is Sheila on 7, Betapa.
Suatu malam di kafe d'Blitz. Lilyana duduk sendiri di salah satu kursi. Di atas panggung, CRMF bersiap-siap untuk mulai menyanyi.
Lilyana: (memain-mainkan minumannya. Tiba-tiba hpnya berdering) Halo. Iya, kenapa Tiff? Lo di mana? Yah… Gue udah di d'Blitz, nungguin lo dari tadi… Udah setengah jam tauu… Tega banget sih lo, ngebatalin gitu aja… (cemberut) Iya, iya… (manyun, menutup telepon) Uuh, dasar Tiffany! Bilang dari tadi kek, kalo nggak bisa dateng… (bete)
Charli: Selamat malam pengunjung kafe d'Blitz! Di malam yang indah ini, kami dari CRMF akan menemani Anda menikmati hidangan lezat ala d'Blitz dengan sebuah lagu, Rasa yang Tertinggal. (mulai menyanyi)
Lilyana: (hendak berdiri dari kursinya, tapi batal melihat pelayan datang ke mejanya) Oh iya, tadi udah mesen ya.
Pelayan: (meletakkan pesanan Lilyana) Selamat menikmati.
Lilyana: Terima kasih.
Pelayan: (menganggukkan kepala) Terima kasih kembali. (pergi)
Lilyana: (menghabiskan makanannya sambil memperhatikan CRMF) Asyik juga nih suaranya! (tersenyum)
Charli: (selesai menyanyi) Sekian dulu persembahan kami CRMF. Untuk selanjutnya, ada Klorofil yang sudah siap menghibur Anda. Kami panggilkan, Klorofil! (turun menuju ke belakang panggung)
Lilyana: (bangkit mengejar CRMF)
Di belakang panggung.
Lilyana: (memanggil Charli) Mas, mas!
Charli: (menoleh) Iya, ada apa Bu?
Lilyana: Begini, saya lihat penampilan kalian tadi, dan yah, saya merasa sangat terhibur. Saya rasa, band kalian punya potensi yang sangat besar, sayang kalau tidak dikembangkan.
Ferdi: Maksud Ibu…? (mengerutkan kening)
Lilyana: Intinya, saya mau menawarkan kalian kontrak dengan perusahaan rekaman saya (menyerahkan kartu nama). Kalian tertarik?
Charli: (menerima kartu nama)
Ryo: Ini serius, Bu?
Lilyana: Ya serius, lah. Oya, saya belum memperkenalkan diri. Nama saya…
Miko: (memotong Lilyana) Lilyana, kan?
Lilyana: (kaget) Iya… Kok tahu?
Charli: Kan ada di kartu nama ini!
(Semua tertawa)
Lilyana: Iya, ya. Ah, saya kalo lagi bersemangat jadi suka linglung gini. Ngomong-ngomong, kalian…?
Charli: Saya Charli, vokalis CRMF. Ini…
Miko: (memotong) Nama saya Miko, saya keyboardist. Kalo ini Ryo, gitaris (menunjuk Ryo), yang ini Ferdi, bassis (menunjuk Ferdi).
Lilyana: Charli, Miko, Ryo, Ferdi. Oke, jadi kalian bersedia nggak nerima kontrak ini?
Ferdi: Kalo untuk urusan kontrak, lebih baik Ibu langsung ngomong sama manajer kita deh. (mencari-cari Windi) Nah, itu dia orangnya.Windi!
Windi: (datang tergopoh-gopoh) Aduh, sori ya. Tadi gue abis makan keluar. Ada apa?
Ryo: Ini, Bu Lilyana nawarin kontrak rekaman buat CRMF. Kan lo nih yang lebih paham kalo soal beginian.
Lilyana: Jadi mbak ini manajernya CRMF ya? Saya Lilyana, dari Sony BMG.
Windi: (berjabat tangan dengan Lilyana) Iya, saya Windi.
Lilyana: Nah, seperti kata Ryo tadi, saya ingin menawarkan kontrak rekaman sebanyak 3 album. Apakah CRMF berminat?
Windi: Wah, berminat banget Bu! Rinciannya gimana ya?
Lilyana: Dateng aja hari Sabtu besok ke kantor saya jam 9. Nanti semua rincian perjanjian dan lain sebagainya kita bahas di sana. Oke?
CRMF & Windi: Oke!
Charli: Sekali lagi, makasih banyak ya Bu!
Beberapa hari setelah kejadian di kafe Moonbucks, CRMF manggung di kafe Delite. Performa mereka berantakan. Beberapa kali Charli lupa liriknya. Setelah selesai manggung, mereka berkumpul di ruang ganti.
Ferdi: Lo kenapa sih Char? Nyanyinya kok nggak kayak biasanya.
Charli: (tertunduk diam)
Miko: Lo tuh apa-apaan sih Char? (mendorong tubuh Charli) Performance kita hancur gara-gara lo! (menuding wajah Charli)
Ferdi: (menyentuh bahu Miko) Tahan, Mik… Mungkin Charli masih terpukul gara-gara kejadian di Moonbucks itu.
Ryo: Tapi nggak bisa gitu juga Fer, kita kan harus profesional.
Miko: Char, kalo lo jantan dan emang beneran cinta sama Sylvia, lo harus buktiin bahwa lo itu berharga! Tunjukin kalo dia salah karena udah nolak lo! Bikin CRMF jadi terkenal! (keluar dari ruangan dengan membanting pintu)
Windi: (memandang Charli dan pintu ruang ganti bergantian dengan khawatir, kemudian pergi menyusul Miko)
Ryo: (setengah berdiri, hendak mengejar Windi) Win, ….
Ferdi: (menahan Ryo) Biarin aja. (menggelengkan kepala)
Charli: (menggumam) Harus jadi terkenal ya…
Ferdi & Ryo: Hah? (menoleh ke arah Charli)
Charli: Oke! Gue akan buat CRMF terkenal dan jadi band papan atas! Kalo udah begitu, Sylvia nggak akan nolak gue!
Ryo: Kenapa lo selalu ngeliat ke yang jauh sih? Kenapa lo nggak pernah merhatiin yang ada di deket lo? (kesal)
Charli: (mengerutkan kening) Ngomong apa sih lo? (mengibaskan tangan) Aaah pokoknya mulai saat ini, latihan kita harus lebih serius dan intensif! Kita juga harus sering-sering ngirim demo lagu ke label-label, dan nyari kesempatan manggung di manapun! (berapi-api)
Ferdi: (berkata pada Ryo) Yeah… semangat yang bagus, sih…
Ryo: (mengangkat bahu dan kedua tangannya)
Sejak saat itu, CRMF intensif latihan di tempat mangkalnya. Windi sibuk mengantarkan demo album CRMF ke perusahaan-perusahaan rekaman.
Jam makan siang. Kafe Moonbucks dipenuhi pengunjung. Sylvia, Febi, & Luisa baru saja memasuki kafe, kemudian duduk di salah satu sudutnya. CRMF sudah berada di atas panggung.
Ryo: Selamat siang para pengunjung sekalian…
Miko: Mungkin Anda bertanya-tanya mengapa kami ada di sini. Hari ini kami CRMF akan membawakan sebuah lagu spesial.
Charli: Lagu spesial ini spesial ditujukan kepada seorang gadis spesial yang duduk di sudut sebelah sana, Sylvia Ariana. (menunjuk ke arah Sylvia)
CRMF: (mulai menyanyi lagu PUSPA)
Sylvia, Febi, & Luisa: (terkejut)
Febi: Syl, yang diomongin itu… lo?
Luisa: Lo kenal sama orang-orang itu?
Sylvia: (mencoba tenang) Nggak tahu. Lagian orang yang namanya Sylvia Ariana nggak cuma gue doang kali…
Luisa: Tapi ada berapa banyak Sylvia Ariana yang saat ini sedang makan di kafe ini, dan duduk di arah yang ditunjuk cowok kampungan itu?
Sylvia: (terdiam)
Charli: (turun dari panggung sambil membawa bunga, lalu berjalan ke arah Sylvia sambil tetap menyanyi)
Seisi kafe memusatkan perhatian pada Charlie dan Sylvia.
Febi: Aduuh, ngapain sih tuh cowok pake acara dateng ke sini segala? Kan orang-orang jadi pada ngeliatin kita! Syl, kita pergi yuk! (menarik-narik tangan Sylvia)
Sylvia: (menepis tangan Febi) Nyantai aja, Feb. Kita liat dulu, mau ngapain cowok kampung itu.
Luisa: (pandangan meremehkan) Awas aja kalo dia berani macem-macem.
Charli: (berhenti di depan meja Sylvia, selesai menyanyi) Sylvia, aku yakin kamu bingung kenapa aku menyebut namamu tadi. Pasti kamu juga bertanya-tanya kenapa aku berdiri di depanmu saat ini. Semua ini kulakukan hanya untuk menunjukkan perasaanku padamu. Aku mencintaimu, Sylvia Ariana. (berhenti sejenak, mengambil napas) Aku tidak akan menuntut apa-apa darimu. Aku hanya ingin kamu tahu bagaimana perasaanku padamu. Satu permohonanku, (menjulurkan bunga) mohon kamu terima bunga ini, sebagai tanda kamu telah mengetahui perasaanku. (menundukkan kepala)
Sylvia: (memandangi Charli dari ujung kepala hingga ujung kaki. Lalu keluar dari kursinya, kemudian berdiri di sebelah Febi. Sylvia mengambil gelas Febi kemudian menyiramkan isinya ke wajah Charli)
Seisi kafe terpana. Febi menjerit, Charli shock.
Sylvia: (berjalan pergi, namun berhenti sejenak di sebelah Charli) Kalo mau lompat, jangan tinggi-tinggi. Ntar sakit banget pas jatuh. (pergi begitu saja)
Luisa: (mengejar Sylvia)
Febi: (berkata pada Charli) Sabar ya… (mengejar Sylvia)
Charli: (terpaku di tempatnya)
Ferdi: (turun dari panggung, menghampiri Charli, lalu memapah Charli ke dapur kafe)