Wednesday, May 6, 2009

Saat Terakhir part 4

Jam makan siang. Kafe Moonbucks dipenuhi pengunjung. Sylvia, Febi, & Luisa baru saja memasuki kafe, kemudian duduk di salah satu sudutnya. CRMF sudah berada di atas panggung.

Ryo:    Selamat siang para pengunjung sekalian…

Miko:    Mungkin Anda bertanya-tanya mengapa kami ada di sini. Hari ini kami CRMF akan membawakan sebuah lagu spesial.

Charli:    Lagu spesial ini spesial ditujukan kepada seorang gadis spesial yang duduk di sudut sebelah sana, Sylvia Ariana. (menunjuk ke arah Sylvia)

CRMF:    (mulai menyanyi lagu PUSPA)

Sylvia, Febi, & Luisa:    (terkejut)

Febi:    Syl, yang diomongin itu… lo?

Luisa:    Lo kenal sama orang-orang itu?

Sylvia:    (mencoba tenang) Nggak tahu. Lagian orang yang namanya Sylvia Ariana nggak cuma gue doang kali…

Luisa:    Tapi ada berapa banyak Sylvia Ariana yang saat ini sedang makan di kafe ini, dan duduk di arah yang ditunjuk cowok kampungan itu?

Sylvia:    (terdiam)

Charli:    (turun dari panggung sambil membawa bunga, lalu berjalan ke arah Sylvia sambil tetap menyanyi)

Seisi kafe memusatkan perhatian pada Charlie dan Sylvia.

Febi:    Aduuh, ngapain sih tuh cowok pake acara dateng ke sini segala? Kan orang-orang jadi pada ngeliatin kita! Syl, kita pergi yuk! (menarik-narik tangan Sylvia)

Sylvia:    (menepis tangan Febi) Nyantai aja, Feb. Kita liat dulu, mau ngapain cowok kampung itu.

Luisa:    (pandangan meremehkan) Awas aja kalo dia berani macem-macem.

Charli:    (berhenti di depan meja Sylvia, selesai menyanyi) Sylvia, aku yakin kamu bingung kenapa aku menyebut namamu tadi. Pasti kamu juga bertanya-tanya kenapa aku berdiri di depanmu saat ini. Semua ini kulakukan hanya untuk menunjukkan perasaanku padamu. Aku mencintaimu, Sylvia Ariana. (berhenti sejenak, mengambil napas) Aku tidak akan menuntut apa-apa darimu. Aku hanya ingin kamu tahu bagaimana perasaanku padamu. Satu permohonanku, (menjulurkan bunga) mohon kamu terima bunga ini, sebagai tanda kamu telah mengetahui perasaanku. (menundukkan kepala)

Sylvia:    (memandangi Charli dari ujung kepala hingga ujung kaki. Lalu keluar dari kursinya, kemudian berdiri di sebelah Febi. Sylvia mengambil gelas Febi kemudian menyiramkan isinya ke wajah Charli)

Seisi kafe terpana. Febi menjerit, Charli shock.

Sylvia:    (berjalan pergi, namun berhenti sejenak di sebelah Charli) Kalo mau lompat, jangan tinggi-tinggi. Ntar sakit banget pas jatuh. (pergi begitu saja)

Luisa:    (mengejar Sylvia)

Febi:    (berkata pada Charli) Sabar ya… (mengejar Sylvia)

Charli:    (terpaku di tempatnya)

Ferdi:    (turun dari panggung, menghampiri Charli, lalu memapah Charli ke dapur kafe)

No comments:

Post a Comment